Senin, 26 Agustus 2013

Upah DOSA Adalah MAUT

"Sebab Upah Dosa Adalah MAUT"
Roma 6:23


Alkitab Menulis Dengan Jelas Bahwa Setiap Dosa-Dosa Mempunyai Konsekwensi Hukuman Mati..
Setiap Pelaku DOSA Harus Dihukum Mati Dalam Kekekalan..


"Karena MAUT Adalah MATI Dalam Kekekalan.."


* Kejadian 2 : 17

LAI TB, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
 KJV, But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die. 
Hebrew,
וּמֵעֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע לֹא תֹאכַל מִמֶּנּוּ כִּי בְּיֹום אֲכָלְךָ מִמֶּנּוּ מֹות תָּמֽוּת׃
Translit Interlinear, UME'ETS {dan dari pohon} HADA'AT {pengetahuan itu} TOV {yang baik} VARA' {dan yang jahat} LO' {jangan} TO'KHAL {engkau makan} MIMENU {darinya} KI {karena} BEYOM {pada hari} 'AKHALKHA {engkau makan} MIMENU {darinya} MOT {mati} TAMUT {engkau mati}




* Roma 6 : 23a


LAI TB, Sebab upah dosa ialah maut; 
KJV, For the wages of sin is death
TR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος 
Translit interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2} tês hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian}

Pasal-pasal Kejadian 2:1-3:24 mengajarkan bahwa kematian memasuki dunia karena dosa. Orang-tua pertama kita diciptakan dengan kemampuan untuk hidup selama-lamanya; ketika mereka tidak menaati perintah Allah, mereka dijatuhi hukuman atas dosa itu, yaitu kematian.
Semua manusia, yang percaya dan yang tidak percaya, akan mati. Akan tetapi, kata mati di dalam Alkitab, memiliki lebih dari satu arti. Penting untuk mengerti hubungan orang percaya dengan berbagai arti kematian.
 
Adam dan Hawa tunduk kepada kematian jasmaniah. Allah telah menempatkan pohon kehidupan di tengah taman Eden agar dengan terus-menerus memakan buahnya umat manusia tidak akan pernah mati. Tetapi setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Allah mengatakan, engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. Sekalipun mereka tidak mati secara jasmaniah pada hari mereka memakan buah itu, mereka kini tunduk pada hukum kematian sebagai akibat dari kutukan Allah.
 
Adam dan Hawa juga mati secara rohani ketika mereka tidak taat kepada Allah, yaitu hubungan intim mereka yang dahulu dengan Allah menjadi rusak. Mereka tidak lagi mengharapkan saat-saat berjalan dan berbincang-bincang dengan Allah di taman; sebaliknya mereka bersembunyi dari hadapan-Nya. Keterpisahan ini merujuk kepada kematian secara rohani.

Adam dan Hawa juga mati secara moral. Allah mengingatkan Adam bahwa ketika ia makan buah yang terlarang itu, ia pasti akan mati. Peringatan itu sangat serius. Sekalipun Adam dan Hawa tidak mati secara jasmaniah pada hari itu, mereka mati secara moral, yaitu tabiat mereka menjadi berdosa. Sejak Adam dan Hawa, semua orang dilahirkan dengan tabiat berdosa, yaitu suatu keinginan bawaan untuk mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan Allah atau orang lain.

Mati secara moral dan mati secara rohaniah menjadi konsekwensi ketika manusia berbuat dosa.

------

Pada saat Musa dipanggil menjadi Nabi Allah, ditetapkan hukum-hukum yang mengatur kehidupan sipil bangsa Israel yang diperintah secara Theokrasi. Bahwa setiap pelanggaran akan mempunyai konsekwensi hukuman dan hukumannya itu berat,yaitu hukuman mati.

Hukum Perjanjian Lama memerintahkan hukuman mati untuk berbagai perbuatan: pembunuhan (Keluaran 21:12), penculikan (Keluaran 21:16), hubungan seks dengan binatang (Keluaran 22:19), perzinahan (Imamat 20:10), homoseksualitas (Imamat 20:13), menjadi nabi palsu (Ulangan 13:5, pelacuran dan pemerkosaan (Ulangan 22:4) dan berbagai kejahatan lainnya. Namun demikian, Allah seringkali menyatakan kemurahan ketika harus menjatuhkan hukuman mati. Daud melakukan perzinahan dan pembunuhan, namun Allah tidak menuntut untuk nyawanya diambil (2 Samuel 11:1-5; 14-17; 2 Samuel 12:13). Pada akhirnya semua dosa yang kita perbuat sepantasnyalah diganjar dengan hukuman mati (Roma 6:23). Syukur kepada Tuhan, Tuhan menyatakan kasihNya kepada kita dengan tidak menghukum kita (Roma 5:8).

Perlu dipahami bahwa ketetapan Hukuman Mati pada Perjanjian Lama (terutama pada zaman Musa) adalah ketetapan yang dipandang perlu di kala itu, karena ini adalah sebagai pendisiplinan suatu umat pendahuluan yang dipilih Allah. Hal ini ditetapkan demi ketaatan suatu umat kepada keputusan pengadilan yang bersifat hakiki demi kebaikan Teokrasi.
 

Namun perlu diingat, bahwa meski Perjanjian Lama mencatat daftar berbagai kejahatan berat, namun demikian Perjanjian Lama sungguh berbicara mengenai belas kasih Allah. “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup” (Yehezkiel 33:11). “Supaya ia hidup” walau pernyataan itu mungkin tidak terlalu dititik-beratkan pada hidup jasmani, melainkan lebih pada hidup rohani, yaitu agar orang berdosa yang bertobat dapat terhindar dari hukuman abadi di neraka. Di samping itu, pengamalan belas kasih haruslah menjamin pulihnya kembali kedamaian, sebab tidak akan ada belas kasih apabila masyarakat hidup dalam ketakutan karena seorang penjahat besar yang tak bertobat.

Dan satu lagi yang perlu diingat bahwa, orang Kristen tidak dibawah hukum Taurat, maka hukum2 yang mengatur hukuman mati bagi pendosa yang tertulis pada Perjanjian Lama tidak diterapkan dalam amal-ibadah umat Kristiani.

Dan, Kekristenan menyatakan pada akhirnya semua dosa yang kita perbuat yang sepantasnyalah diganjar dengan hukuman mati (Roma 6:23a) diganti dengan kemurahan kasih Allah yang menggantikan hukuman mati itu dengan nyawa-Nya sendiri (Roma 6:23b). Syukur kepada Tuhan, Tuhan menyatakan kasihNya kepada kita dengan tidak menghukum kita (Roma 5:8).

* Roma 6:23 

LAI TB, Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita
KJV, For the wages of sin is death; but the gift of God is eternal life through Jesus Christ our Lord.
TR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος το δε χαρισμα του θεου ζωη αιωνιος εν χριστω ιησου τω κυριω ημων
Translit interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2} tês hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian} to de {tetapi} kharisma {karunia} tou theou {Allah} zôê {(ialah) hidup} aiônios {yg kekal} en {dalam} khristô {Kristus} iêsou {Yesus} tô kuriô {Tuhan} hêmôn {kita} 


* Roma 5:8 

LAI TB, Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
KJV, But God commendeth his love toward us, in that, while we were yet sinners, Christ died for us.
TR, συνιστησιν δε την εαυτου αγαπην εις ημας ο θεος οτι ετι αμαρτωλων οντων ημων χριστος υπερ ημων απεθανεν
Translit interlinear, sunistêsin {menunjukkan} de {tetapi} tên heautou {-Nya sendiri} agapên {kasih} eis {kepada} hêmas {kita} ho theos {Allah} hoti {bahwa} eti {masih} hamartôlôn {(orang2) berdosa} ontôn {ketika adalah} hêmôn {kita} khristos {Kristus} huper {untuk} hêmôn {kita} apethanen {telah mati}
 

Jadi pada dasarnya kita kembali ke tempat di mana kita mulai. Ya, Allah mengizinkan hukuman mati, yang padamulanya dilaksanakan sebagai pendisiplinan bagi umat Israel. Namun Allah tidak selalu menuntut hukuman mati bahkan pernyataan ini sudah dinyatakan dalam Perjanjian Lama (Yehezkiel 33:11). Pada Perjanjian Baru penyataan Allah telah dijelaskan bahwa Upah Dosa yang adalah maut (kematian) itu telah diganti oleh kematian Yesus sendiri (Roma 6:23).


Blessings,

             

12 Suku ISRAEL

ISRAEL 12 SUKU



Tatkala Israel masuk ke tanah Kanaan, bangsa itu terdiri dari 12 suku, dan bagian-bagian dari tanah itu ditentukan menjadi bagian pusakan dari setiap suku yang 12 (bandingkan Yoshua 13:1 dab). Kedua belas suku yang berasal dari 12 anak lelaki Yakub, yang berkumpul mengelilingi ayah mereka, dan mendengarkan nubuat yang diucapkannya mengenai mereka dan masa depan mereka :

* Kejadian 49:2-28
49:2 Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel, ayahmu.
49:3 Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.
49:4 Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!
49:5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
49:6 Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
49:7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
49:8 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
49:9 Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
49:10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
49:11 Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
49:12 Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.
49:13 Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon.
49:14 Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya,
49:15 ketika dilihatnya, bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi.
49:16 Adapun Dan, ia akan mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel.
49:17 Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang.
49:18 Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN.
49:19 Gad, ia akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan menyerang tumit mereka.
49:20 Asyer, makanannya akan limpah mewah dan ia akan memberikan santapan raja-raja.
49:21 Naftali adalah seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak indah.
49:22 Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
49:23 Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya,
49:24 namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,
49:25 oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan.
49:26 Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.
49:27 Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya."
49:28 Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.



Perincian anak-anak Yakub sebagai berikut :

* LEA : 1. Ruben, 2. Simeon, 3. Lewi, 4. Yehuda, 5. Zebulon, 6. Isakhar,

* ZILPA : 7. Gad, 8. Asyer,

* RAKHEL : 9. Yusuf, 10. Benyamin,

* BILHA : 11. Dan, 12. Naftali.


* Kejadian 35:23-26
35:23 Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon.
35:24 Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.
35:25 Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali.
35:26 Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer. Itulah anak-anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram.


Keduabelas anak ini beranak-cucu menjadi keduabelas suku Israel dengan pengecualian bahwa nama Yusuf tidak disebutkan lagi sebagai nama sebuah suku sesudah dia, sebab di dalam pemeliharaan yang baik dari Allah ada 13 suku, yakni kedua putera Yusuf diberi kehormatan masuk ke dalam bilangan itu dari duabelas menjadi tigabelas suku. Ketentuan ini diperlukan karena suku Lewi dipisahkan bagi Tuhan untuk tugas keimamatan :


* Bilangan 10: 11-28
10:11 Pada tahun yang kedua, pada bulan yang kedua, pada tanggal dua puluh bulan itu, naiklah awan itu dari atas Kemah Suci, tempat hukum Allah.
10:12 Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.
10:13 Itulah pertama kali mereka berangkat menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.
10:14 Terdahulu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Yehuda menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Nahason bin Aminadab;
10:15 yang mengepalai laskar suku bani Isakhar ialah Netaneel bin Zuar;
10:16 yang mengepalai laskar suku bani Zebulon ialah Eliab bin Helon.
10:17 Sesudah itu Kemah Suci dibongkar, dan berangkatlah bani Gerson dan bani Merari yang mengangkat Kemah Suci itu.
10:18 Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji Ruben menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Elizur bin Syedeur;
10:19 yang mengepalai laskar suku bani Simeon ialah Selumiel bin Zurisyadai;
10:20 yang mengepalai laskar suku bani Gad ialah Elyasaf bin Rehuel.
10:21 Sesudah itu berangkatlah orang Kehat, yang mengangkat barang-barang tempat kudus; Kemah Suci sudah dipasang sebelum mereka datang.
10:22 Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Efraim menurut pasukan mereka;
10:23 yang mengepalai laskar itu ialah Elisama bin Amihud; yang mengepalai laskar suku bani Manasye ialah Gamaliel bin Pedazur;
10:24 yang mengepalai laskar suku bani Benyamin ialah Abidan bin Gideoni.
10:25 Sebagai barisan penutup semua laskar itu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Dan menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Ahiezer bin Amisyadai;
10:26 yang mengepalai laskar suku bani Asyer ialah Pagiel bin Okhran;
10:27 yang mengepalai laskar suku bani Naftali ialah Ahira bin Enan.
10:28 Itulah aturan keberangkatan orang Israel menurut pasukan mereka, ketika mereka berangkat.


Demikianlah sesudah Israel meninggalkan Mesir dan Tuhan memberikan kepada mereka tabernakel itu di padang gurun, kita melihat di situ bagaimana suku Lewi melayani bagi keduabelas suku Israel yang dinamai :

1. Ruben,
2. Simeon,
3. Isakhar,
4. Yehuda,
5. Zebulon,
6. Benyamin,
7. Dan,
8. Naftali,
9. Gad,
10. Asyer,
11. Efraim,
12. Manasye


Urutan dari seisi nama-nama itu ada di dalam Bilangan 10:11-28. Di situ Yusuf dan Lewi tidak disebutkan.

Tetapi bila kita melihat di Wahyu 7:4-8, di mana dikatakan, “jumlah mereka yang dimeteraikan itu adalah seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari SELURUH suku dari anak-anak Israel,” di situ disebutkan demikian:

1. Yehuda,
2. Ruben,
3. Gad,
4. Asyer,
5. Naftali,
6. Manasye,
7. Simeon,
8. Lewi,
9. Isakhar,
10. Zebulon,
11. Yusuf,
12. Benyamin.”



* Wahyu 7:4-8
7:4 Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
7:5 Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.



Kembali jumlahnya 12suku dengan Lewi dan Yusuf disebut di antaranya, tetapi dengan Dan dan Efraim hilang.

Sekarang timbul pertanyaan, kenapa kedua suku itu dihapuskan?

Jawabannya terdapat di dalam

* Ulangan 29:16-20,
29:16 Sebab kamu ini tahu, bagaimana kita diam di tanah Mesir dan bagaimana kita berjalan dari tengah-tengah segala bangsa yang negerinya kamu lalui,
29:17 dan kamu sudah melihat dewa kejijikan dan berhala mereka, yakni kayu dan batu, emas dan perak itu, yang ada terdapat pada mereka.
29:18 Sebab itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh.
29:19 Tetapi apabila seseorang pada waktu mendengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, dengan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil -- dengan demikian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan --
29:20 maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari kolong langit.
Dalam ayat-ayat tersebut diucapkan kutukan menentang penyembahan berhala, atau perzinahan rohani. Suku Israel yang berpaling kepada penyembahan berhala namanya dihapus.



Sejarah mengenai kedua suku (Dan dan Efraim) yang namanya dihapus oleh karena penyembahan berhala, hal itu terdapat di dalam :

* I Raja-Raja 12:25-30,
12:25 Kemudian Yerobeam memperkuat Sikhem di pegunungan Efraim, lalu diam di sana. Ia keluar dari sana, lalu memperkuat Pnuel.
12:26 Maka berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud.
12:27 Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda."
12:28 Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
12:29 Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan.
12:30 Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain


* Hosea 4:17,
Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!



Perhatikanlah secara khusus bahwa hukuman karena penyembahan berhala ialah bahwa nama suku tersebut harus dihapuskan dari “kolong langit.” (Ulangan 29:20).
Tidak dikatakan bahwa namanya dihapuskan “didalam surga”, tetapi dihapuskan dari bawah kolong langit.

Dan tepat demikianlah sekarang ini, sebab sekarang ini Israel kembali ke Palestina, dan dalam waktu dekat Tuhan akan memeteraikan 144.000 orang darimereka. Tetapi dari jumlah tersebut Dan dan Efraim tidak termasuk. Wahyu 7:4-8, “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: 144.000 yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

1. Dari suku Yehuda 12.000 yang dimeteraikan,
2. dari suku Ruben 12.000,
3. darisuku Gad 12.000,
4. dari suku Asyer 12.000,
5. dari suku Naftali 12.000,
6. dari suku Manasye 12.000,
7. dari suku Simeon 12.000,
8. dari suku Lewi 12.000,
9. dari suku Isakhar 12.000,
10. dari suku Zebulon 12.000,
11. dari suku Yusuf 12.000,
12. dari suku Benyamin 12.000.”



-----


Menurut beberapa teori modern gambaran Alkitab tentang asal-usul suku-suku Israel ini tak dapat diterima. Alkitab mengatakan bahwa seluruh bangsa itu dulu di tanah Mesir. Tetapi menurut beberapa teori modern ini, tidak semua suku Israel tinggal di tanah Mesir pada zaman dulu itu. Dasar teori ini adalah pemikiran bahwa ada pemisahan antara suku-suku keturunan Lea dan suku-suku keturunan Rahel, dan bahwa suku-suku keturunan Lea lebih dulu menduduki tanah yang sudah diusahakan daripada suku-suku keturunan Rahel.

Kadang-kadang dipertahankan bahwa ibadah kepada YHVH sibawah ke tanah Kanaan oleh suku-suku keturunan Yusuf, dan kemudian diambil alih oleh suku-suku keturunan Lea. Sehubungan dengan ibadah kepada YHVH itu, timbul semacam kelompok agama yang agak menyerupai kelompok-kelompok agama di Yunani Lama. Maka ibadah kepada YHVH lah yang mengikat suku-suku ini menjadi satu.

Jelas bahwa teori-tori seperti diatas langsung bertentangan dengan pernyataan-pernyataan dalam Alkitab, dan memerlukan dibuangnya banyak ayat-ayat dalam Alkitab. Penolakan ini biasanya didasarkan pada penyusunan ulang penulisan dan isi kitab-kitab Alkitab yang sungguh-sungguh mengubah atau malahan memutarbalikkan dan isi Kitab-kitab dalam Alkitab, yang sungguh-sungguh mengubah datau malahan memutarbalikkan gambaran sejarah Israel yang diberikan didalamnya. Karena itu kita tidak dapat menerimanya.



PEMBAGIAN TANAH


Image

Musa sudah membagi suku-suku yang harus menempati tanah di sebelah timur Sungai Yordan dan suku-suku yang menempati sebelah baratnya. Di sebelah timur bagian-bagian tanah itu diberikan kepada suku-suku Ruben dan Gad untuk menjadi pusakanya, beserta setengah suku Manasye. Suku yang terakhir harus menempati daerah selatan Danau Galilea, termasuk desa-desa Yair bersama Astarot dan Edrei. Gad harus menempati tanah yang langsung di sebelah selatan bagian Manasye terus sampai kira-kira ujung utara Laut Mati, dan di selatan lagi ialah adaerah Ruben, yang meluas ke selatan, sampai ke Aroer dan Sungai Arnon.

Di bagian barat Sungai Yordan, dai tanah Kanaan yang sebenarnya, disitulah suku-suku lain harus tinggal. Milik pusaka mereka ditentukan dengan menundi, terkecuali bagi suku Lewi yang tidak mempunai milik pusaka berupa tanah, sebab suku Lewi mempunyai tugas keimamatan bagi semua suku Israel.
Akhirnya suku-suku itu dibagi bagi menjadi suku-suku utara dan suku-suku selatan, yang secara berurut diwakili oleh Efraim dan Yehuda. Kerajaan Utara disebut dengan Istilah Israel.

Bagian Selatan dibagikan kepada suku Simeon, yang kelihatannya sudah menempati tanah di Negeb. Di sebelah utaranya terdapat bagian Yehuda, termasuk daerah pegunungan Yudea dan terus sampai ke Sungai Yordan di timur ialah daerah Benyamin. Bagian ini hanya sampai beberapa kilometer ke sebelah utara dan je barat pada tepi daerah pegunungan. Ke sebelah baratnya terdapat bagian yang kecil, yang diberikan kepada suku Dan.
Di utara kedua suku Dan dan Benyamin ialah daerah yang diberikan kepada suku Efraim, yang meluas ke utara sampai ke Sungai Kana dan Sikhem. Kemudian datanglah sebagian besar yang ditentukan menjadi pusaka dari setengah suku Manasye, yang melingkupi segala-galanya di antara Laut Tengah dan Sungai Yordan dan terus ke utara sampai ke Megido. Di sebelah utara Manasye ialah Isakhar dan Zebulon, dan sepanjang tepi pantai, dari Karmel memnuju ke utara ialah daserah Asyer.

Dalam perjalanan waktu kedudukan Yehuda terus bertambah-tambah penting, sebab sungguh-sungguh ia memeluk Benyamin, dan Yerusalem menjadi ibukota. Di bagian utara perbedaan suku agaknya menjadi kurang penting dari semula, Kerajaan Utara (Kerajaan Israel) menjadi musuh Yehuda. Suku-suku utara, yaitu Zebulon dan Naftali, ialah yang pertama-tama dibawa ke pembuangan, dan kemudian pada tahun 722sM Samaria takhluk. Akhirnya Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem pada tahun 587 sM, dan dengan demikian seluruh bangsa tidak lagi sebagai bangsa. Makna perbedaan suku terus-menerus semakin surut, dans ecara praktis menghilang sesuah pembuangan.



Kepustakaan :
J Bright, History of Israel, 1959, p 128 dst.
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, jilid 2, p 422
Dan beberapa sumber lain.

Siapa 144.000 Orang Itu...???

Siapakah ke Seratus Empat Puluh Empat Ribu Orang Itu?



* Wahyu 7:1-8 Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel
7:1 Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
7:2 Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
7:3 katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
7:4 Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
7:5 Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.



Bel pintu berdering pada hari Sabtu pagi dan dua orang berdiri di serambi rumah kami sambil menawarkan daftar bacaan mengenai kedatangan Kristus kembali. Jika ditanya, mereka mungkin akan mengatakan bahwa mereka adalah Saksi Yehovah. Alasan mereka melakukan kegiatan dari rumah ke rumah itu bukanlah semata-mata untuk mendapatkan anggota bagi gerakan mereka, melainkan juga untuk mendapatkan manfaat bagi diri mereka sendiri melalui semangat mereka yang patut diteladani. Harapan mereka (meskipun mungkin sangat kecil, karena banyaknya jumlah para Saksi Yehovah di seluruh dunia) mungkin adalah untuk menjadi salah satu dari 144.000 orang dalam Kitab Wahyu yang akan memerintah bersama Kristus. Meskipun jelas ada beberapa hal yang lebih penting di mana orang Kristen ortodoks tidak sependapat dengan mereka dalam hal pengajaran, apa yang mereka katakan mengenai 144.000 itu tetap menjadi masalah, bukan karena mereka mempercayainya, tetapi karena kita sendiri tidak tahu apa arti bilangan di atas. Siapa gerangan orang-orang itu? Apa kaitan antara bilangan itu dengan gereja pada masa kini? Apakah pernyataan saksi tersebut memiliki keabsahan?

Masalahnya adalah bahwa bilangan itu jelas bersifat simbolis, tetapi dengan mengungkapkan hal tersebut bukan berarti kita telah memecahkan masalah. Tetap timbul pertanyaan, apa yang dilambangkan?

Tiga jawaban yang ilmiah telah diberikan :
- Yang pertama adalah bahwa bilangan itu merupakan simbol untuk sekelompok orang Yahudi yang akan diselamatkan Allah pada akhir zaman.
- Yang kedua bilangan itu merupakan simbol untuk sekelompok orang yang telah ditentukan Allah untuk menjadi martir.
- Yang ketiga bilangan itu merupakan simbol untuk seluruh jemaat yang akan dilindungi Allah melewati kesengsaraan pada akhir zaman. Hanya pengujian data yang akan menunjukkan mana di antara ketiganya yang merupakan kemungkinan paling benar.

Uraian Yohanes di atas diambil berdasarkan dua gambaran Perjanjian Lama. Yang pertama adalah perayaan Paskah kaum Yahudi (Keluaran 12:12-13), di mana pada waktu itu darah pada tiang pintu rumah orang Yahudi merupakan sebuah tanda yang melindungi mereka dari penghakiman yang sedang menimpa bangsa Mesir. Unsur yang penting dalarn Kitab Keluaran adalah bahwa dunia di sekeliling bangsa Yahudi sedang mengalami penghakiman dan tanda yang diberikan Allah melindungi anak-anak Allah dari penghakiman tersebut. Uraian yang kedua dalam Perjanjian Lama adalah orang yang menggunakan alat penulis (YehezkieI9). Sekali lagi konteksnya adalah penghakiman. Sekali lagi orang-orang yang setia kepada Allah ditandai untuk diselamatkan. Dalam cerita ini "seorang yang berpakaian lcnan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis" berjalan mengelilingi kota dan menandai orang Yahudi dengan TAW, yang pada waktu itu berbentuk huruf X atau a +, pada dahi setiap orang yang setia kepada Allah.

Mungkin juga uraian Yohanes merniliki latar belakang Perjanjian Baru. Dalam 2Korintus 1:22; Efesus 1 :13 dan 4:30, Paulus menulis bahwa orang Kristen dimeteraikan dengan Roh Kudus. Meskipun tidak dikatakan bahwa Roh Kudus itu dimaksudkan untuk melindungi orang percaya dan apapun, kesan yang timbul adalah untuk keamanan. Demikian pula "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" berlaku sebagai meterai dalam 2Timotius 2:19. Meskipun tidak ada bukti bahwa Yohanes telah membaca salah satu dari antara kitab-kitab itu, kenyataan bahwa Paulus menyebutkan kata "meterai" secara tidak langsung menyatakan bahwa kata tersebut telah digunakan di lingkungan jemaat sebelum penulisan Yohanes.

Dalam gambaran yang terdapat pada Kitab Wahyu 7, penghakiman Allah yang dinyatakan dalam Wahyu 6 ditangguhkan sampai perneteraian itu lengkap. Orang-orang yang diberi meterai itu disebut sebagai "hamba-hamba Allah kami." Gambarannya adalah seperti yang terdapat dalam Yehezkiel, baik melalui penempatan meterai di dahi mau pun fakta bahwa hanya sisa urnat (dalam Yehezkiel sisa bangsa Israel) yang dimeteraikan sehingga lolos dari penghakiman. Tema ini dikemukakan lagi dalam Wahyu 9:4 dalam penghakiman sangkakala yang kelima, di mana "belalang-belalang" hanya boleh melukai mereka "yang tidak memakai meterai Allah di dahinya." Orang-orang yang memakai meterai Allah dilindungi di tengah-tengah penghakiman yang terjadi di sekeliling mereka.

Dalam Wahyu 14, ke 144.000 orang itu adalah "144.000 yang telah diselamatkan dari bumi." Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, yang dalam Kitab Wahyu berarti mereka belum pernah terbujuk oleh kekuatan jahat mau 'pun berkompromi dengan pemujaan berhala. Mereka Juga sepenuhnya benar. "Mereka ditebus dari antara man usia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu

(ayat 4). Gambaran mengenai korban sulung muneul dalam Yakobus 1:18 bagi semua orang Kristen dalam kaitan dengan dunia dan dalam Roma 11:16 bagi orang percaya bukan Yahudi dalam kaitan dengan pertobatan penuh dari Israel.

Jika demikian, siapakah 144.000 orang itu? Teori bahwa mereka adalah para martir pada zaman akhir cukup menarik, tetapi teori itu pada akhirnya menjadi tidak meyakinkan karena dalam bacaan ini tidak disebutkan apapun mengenai kemartiran mereka. Sebaliknya tampaknya semua "hamba Allah" dimeteraikan. "Hamba-hamba" tersebut merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar, namun tidak me lay ani Allah. Bahwa ban yak dari mereka menjadi martir adalah hal yang logis, berdasarkan penganiayaan yang diuraikan dalam Wahyu 13, tetapi Yohanes tidak mengatakan apapun yang membuat kita berpendapat bahwa mereka semata-mata adalah martir.

Teori bahwa mereka adalah orang percaya bangsa Yahudi pada zaman akhir juga menarik karen a di situ disebutkan nama-nama suku bangsa Israel. Tetapi dalam hal ini juga ada masalah. Baik susunan dari daftar bangsa itu maupun nama-nama yang tercantum di dalamnya tampak ganjil. Contohnya, baik Manasye mau pun ayahnya, Yusuf, tereantum dalam daftar (tarnpaknya Yusuf mewakili Efraim). Nama Dan tidak tereantum, meskipun nama itu ada dalam daftar akhir Yehezkiel (pasal 48 ). Dengan demikian Yohanes tampaknya menunjukkan bahwa daftar itu berbeda dari bentuk lain yang dikenal di Israel. Tetapi masalah lainnya adalah bahwa sebagian besar "umat Israel" tidak diselamatkan (yaitu, tidak termasuk di antara 144.000 itu), sementara harapan Paulus (Rorna 11 :26) adalah bahwa "seluruh Israel a ka n diselamatkan." Jika Yohanes maupun Paulus memiliki versinya sendiri mengenai pengharapan orang Kristen terhadap bangsa Yahudi, pasti telah terjadi dua pengharapan yang saling bertentangan pada jcrna a t yang mula-mula. Akhirnya, dalam Wahyu 7 orang-orang itu hanya disebut sebagai "harnba-hamba Allah," yang bukan merupakan istilah yang asing bagi orang pereaya bangsa Yahudi. Demikian pula uraian tentang mereka dalam Wahyu 14 dapat digunakan untuk setiap orang pereaya yang setia kepada Allah dan tidak berkompromi dengan "binatang" dan "nabi-nabi palsu." Dalam Wahyu 9 semua yang tidak bermeterai disiksa. Apakah hal ini berarti bahwa orang pereaya yang bukan Yahudi disiksa sedangkan orang Yahudi tidak? Bukankah perbedaan antara Yahudi dan bukan Yahudi di dalam jemaat bertentangan dengan sernua argumentasi Paulus mcngenai Allah yang tidak membeda-bedakan bangsa? Alasan-alasan di atas meyakinkan saya bahwa teori ini bukanlah teori yang benar.

Karena itu, ke 144.000 orang itu pasti berarti orang-orang yang setia kepada Allah, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Mereka, seperti yang dikatakan baeaan di atas, adalah "hamba-hamba Allah kami." Gambaran mengenai Israel mungkin diambil dari gambaran dalam Yehezkiel 9. Seperti seluruh suku Israel yang hadir di Yerusalem (kelompok terakhir bangsa Yahudi sebelum pembuangan) tereantum dalam d aft ar, demikian pula semua bangs a manusia akan tereakup dalam bilangan itu pada akhirnya. Angka 12 x 12 x 1000 menekankan kesempurnaan bilangan itu, semua hamba Allah dari seluruh urn at manusia akan dimeteraikan. Tujuan pemeteraian itu bukanlah untuk melindungi mereka dari godaan atau mati sebagai martir, melainkan dari penghakiman Allah. Inilah gereja Allah pada zaman akhir, ketika penghakiman Allah akan meneapai puncaknya. Karena mereka setia, tidak ada alasan mereka akan dihakimi. Dalam Wahyu 7, gambaran mengenal 144.000 orang yang dilindungi di bumi dirangkaikan dengan gambaran yang sarna dari gereja di surga menjadi dorongan untuk bertekun. Dalam Wahyu 14 ke 144.000 orang itu ada di surga, karena dalam pasal yang sarna disebutkan mengenai tuaian di bumi. Penghakiman terakhir, yang akan menghancurkan segala sesuatu dan setiap orang, akan dimulai. Tidak mengherankan bahwa gereja ditinggalkan sebelum penghakiman akhir tiba.

Apa makna dari gambaran ini terhadap gereja pada masa kini? Dengan asumsi bahwa kita hidup pada zaman akhir (yang dalam pemikiran Perjanjian Baru dimulai dari masa Kristus sampai pada akhir zaman), ternan-ternan kita yang tergabung dalam Saksi Yahweh tidaklah salah untuk mengharapkan agar mereka termasuk ke dalam 144.000 orang itu. Yang menyedihkan adalah bahwa mereka melakukann ya dengan eara yang salah.

Jumlah di atas bukanlah jumlah yang terbatas, melainkan jumlah yang lengkap dari harnba-harnba Allah yang setia, dan kita tidak dapat masuk di dalamnya dengan usaha kita. Kita akan terhitung dalam bilangan itu jika kita tidak berkompromi dalam hal iman dengan menyembah berhala di dunia dan tidak hidup dalam dusta, melainkan berbicara dan hidup dalam kebenaran. Cara lain untuk menyatakannya adalah "Mereka mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi" (Wahyu 14:4). Dalam konteks Kitab Wahyu hal ini berarti bahwa mereka mengikuti-Nya di surga (dan mungkin ketika Dia menaklukkan bumi dalam Wahyu 19). Mereka mengikuti-Nya juga di surga karen a mereka telah menjadi pengikut-Nya di bumi, apapun konsekuensinya. Ternan-ternan kita dari Saksi Yahweh ingin menjadi pengikut Yahwe tanpa menjadi pengikut Anak Domba dan memandang kematian-Nya sebagai satu-satunya cara untuk menghapus dosa. Meskipun semangat dan komitmen mereka patut dihargai, tanpa mengikuti Anak Domba mereka tidak akan pernah menjadi bagian dari "144.000" pengikut yang dilindungi-Nya.




Disalin dari:
Peter H Davids, Ucapan yang Sulit Dalam Perjanjian Baru, SAAT Malang, p. 317-322


Artikel terkait :

144 RIBU ORANG DALAM WAHYU 7:4, KLIK DISINI
Apa bener yang masuk surga cuma 144.000 orang aja?, KLIK DISINI

144.000 Dalam Wahyu 7:4

144 RIBU ORANG DALAM WAHYU 7:4


Tanya :
Quote:
Ada anggapan bahwa 10 suku hilang dari Israel, dan Israel sekarang tinggal 3 suku saja, bagaimana penjelasannya?



Jawab :


Dibawah ini penjelasan "10 suku yang terhilang" berdasarkan catatan Alkitab :


10 SUKU HILANG DARI ISRAEL



Anak-anak Yakub berjumlah 12 orang, sering ditulis "dua belas" tetapi suku bangsa Israel itu jumlahnya "tiga belas". Dua anak Yusuf diangkat sebagai anak oleh Yakub dan memiliki status yang sama (Kejadian 48 ).


* Yosua 14:4
Sebab bani Yusuf merupakan dua suku, Manasye dan Efraim. Maka kepada orang Lewi tidak diberikan bagiannya di negeri itu, selain dari kota-kota untuk didiami, dengan tanah penggembalaannya untuk ternak dan hewan mereka.



Suku Lewi "dipisahkan" dari bani Israel karena tugas mereka melayani Bait Allah. Tatkala Perjanjian Lama menulis "dua belas" orang dari bangsa Israel, maka suku Lewi tidak termasuk di dalamnya karena mereka bertugas di kemah suci.


* Yosua 3:12
Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku.



Dengan ini Manasye dan Efraim masing-masing menjadi nama suku. Demikianlah sesudah Israel meninggalkan Mesir dan Tuhan memberikan kepada mereka tabernakel itu di padang gurun, kita melihat di situ bagaimana suku Lewi melayani bagi keduabelas suku Israel yang dinamai :

1. Ruben,
2. Simeon,
3. Isakhar,
4. Yehuda,
5. Zebulon,
6. Benyamin,
7. Dan,
8. Naftali,
9. Gad,
10. Asyer,
11. Efraim,
12. Manasye


Reff. Bilangan 10:11-28 Nama Yusuf (menjadi Efraim & Manasye) dan Suku Lewi tidak disebutkan sebab mereka melayani Bagi 12 suku Israel.
(demikian tentang "tiga belas" suku Israel sebagai tambahan referensi)


a. Kerajaan Israel I (Takhta Saul, Daud, Salomo)


Baca di israel-vt134.html#p274



b. Kerajaan Israel pecah :


Setelah Salomo mati, Kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu bagian utara ibukota Samaria bernama "Kerajaan Israel dan bagian selatan ibukota Yerusalem bernama Kerajaan Yehuda. "Sepuluh" suku di kerajaan utara dan "tiga" suku di kerajaan Yehuda.


Sebab apa Kerajaan Warisan Daud-Salomo ini pecah, inilah kejadiannya :


Ketika anak Salomo, Rehabeam menduduki takhta, maka rakyat menginginkan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh Salomo diperingan, karena itu mereka mengirim Yerobeam, untuk membicarakan hal tersebut kepada raja mereka Rehabeam.


* 1 Raja 12:4,11,16
12:4 "Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu."
12:11 Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."
12:16 Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: "Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!" Maka pergilah orang Israel ke kemahnya,



Kemudian Yerobeam memberontak :


* 1 Raja 12:19-24
12:19 Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
12:20 Segera sesudah seluruh Israel mendengar, bahwa Yerobeam sudah pulang, maka mereka menyuruh memanggil dia ke pertemuan jemaah, lalu mereka menobatkan dia menjadi raja atas seluruh Israel. Tidak ada lagi yang mengikuti keluarga Daud selain dari suku Yehuda saja.
12:21 Ketika Rehabeam datang ke Yerusalem, ia mengumpulkan segenap kaum Yehuda dan suku Benyamin, seratus delapan puluh ribu teruna yang sanggup berperang untuk memerangi kaum Israel dengan maksud mengembalikan kerajaan itu kepada Rehabeam, anak Salomo.
12:22 Tetapi datanglah firman Allah kepada Semaya, abdi Allah, demikian:
12:23 "Katakanlah kepada Rehabeam, anak Salomo, raja Yehuda, dan kepada segenap kaum Yehuda dan Benyamin dan kepada selebihnya dari bangsa itu:
12:24 Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi." Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu.



Yerobeam – dan kesepuluh suku yang memberontak tersebut menamakan dirinya "Kerajaan Israel". Kerajaan tersebut dipimpin oleh dua suku yang telah diurapi oleh Yakub untuk menyandang namanya. Mereka adalah Efraim dan Manasye, sedangkan rajanya berasal dari suku Efraim.


* 1 Raja 11:26
Juga Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja.




c. Kerajaan Israel II – 10 suku :


* 1 Raja-raja 11:31
dan ia berkata kepada Yerobeam: "Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku.



Kerajaan Israel Menolak Peraturan Allah. Setelah Yerobeam menjadi raja atas Israel, ia segera membuat dua patung anak sapi emas, dan memasukkan berhala kepada Kerajaan Israel. (1 Raja 12:28-33). Yerobeam melakukan hal ini karena ia takut kehilangan takhtanya, karena rakyatnya harus kembali ke Yerusalem setahun sekali untuk merayakan hari rayaTabernakel. Jadi dengan memperkenalkan berhala, maka diharapkan rakyatnya tidak akan pergi ke Yerusalem, melainkan mereka akan tetap tinggal di tempat baru tersebut.

Penyembahan kepada berhala ini disertai dengan pelanggaran hari Sabat, hari Sabat tidak lagi diperingati (Yehezkiel 20:10-24), hal ini adalah merupakan dosa terbesar yang membawa kutuk kepada Israel. Dari generasi ke generasi Allah selalu berusaha agar Kerajaan Israel mau kembali ke jalanNya. Tetapi selama 9 generasi dengan 19 raja, mereka tetap menolak peraturan Allah, dan tetap melakukan berhala. Karena itulah kemudian Allah menghukum mereka dengan menjadikan mereka sebagai bangsa tawanan (1 Raja 14:15-16). Pada tahun 721-718 sM, Kerajaan Israel dikalahkan, diusir, dan ditawan oleh Assiria, yaitu disekitar teluk selatan Laut Kaspia. Dan kemudian menghilang dari pandangan.


* 2 Raja 17:18
Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja. --


(Note : Israel yang dimaksud adalah Kerajaan Israel, dan Yehuda yang dimaksud adalah Kerajaan Yehuda.)


Hancurnya Kerajaan Israel ditegaskan kembali dalam ayat ini :


* 2 Raja 17:22-23
17:22 Demikianlah orang Israel hidup menurut segala dosa yang telah dilakukan Yerobeam; mereka tidak menjauhinya,
17:23 sampai TUHAN menjauhkan orang Israel dari hadapan-Nya seperti yang telah difirmankan-Nya dengan perantaraan semua hamba-Nya, para nabi. Orang Israel diangkut dari tanahnya ke Asyur ke dalam pembuangan. Demikianlah sampai hari ini.



Jadi mereka akhirnya keluar dari tanah mereka, dan pergi ke Asyur. Dengan ini Kerajaan Israel menghilang, dan dikenal dengan sebutan "Sepuluh Suku Yang Terhilang".


Sekarang kita baca :


* 2 Raja 17:24
Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itu pun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya.



2 Raja 17:24 menjelaskan siapakah yang menggantikan bangsa Israel setelah mereka keluar dari daerah mereka. Para orang baru tersebut adalah orang asing, pada jaman Yesus, mereka disebut orang – orang Samaria. Orang Samaria adalah keturunan orang Israel yang tertinggal di kerajaan Utara dan telah kawin campur dengan para pendatang – orang-orang asing yang menjadi penduduk baru disitu.

Orang Samaria dianggap bukan ras asli Israel oleh orang Yahudi karena mereka adalah keturunan campuran. Mereka tidak pernah dapat bekerja sama dengan Yehuda secara efektif pada zaman Nehemia, keretakan itu jelas sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Pembangunan Bait Suci orang Samaria di Gunung Gerizim – dan dari situ orang dapat melihat Sikhem (Yohanes 4:20) – merupakan bukti jelas bahwa orang Yahudi menolak sekte ini, dan mereka anggap bidat.

Pada tahun 128 sM, Raja Yahudi II bernama Hyrcanus menghancurkan Bait Suci orang Samaria. Tetapi orang Samaria juga menyembah Allah, sama seperti orang Yahudi. Bagi mereka, yang mempunyai otoritas tertinggi adalah 5 Kitab Musa (Pentateukh), yang dapat dikatakan 'tidak berbeda' dengan versi Yahudi. Mereka juga menanti-nantikan datangnya seorang Nabi seperti Musa. Kebencian dan penghinaan orang Yahudi terhadap orang Samaria ini lebih cenderung disebabkan oleh pertimbangan-pertimbangan historis dan ras, ketimbang perbedaan agama yang fundamental.



d. Kerajaan Yehuda :


Suku Yehuda tetap mengakui Rehobeam sebagai raja. Bersama – sama dengan suku Benyamin, dan suku Lewi , mereka bergabung dalam satu wadah kerajaan yang bernama "Kerajaan Yehuda".

Garis Keturunan Daud tetap memerintah Atas Kerajaan Yehuda. Allah telah berjanji Sang Mesias tidak akan lepas dari Yehuda (Kejadian 49:10; Yesaya 11:1-16) . Kerajaan Yehuda menamakan dirinya sesuai dengan nama sukunya, sedangkan kesepuluh lainnya, menyandang nama Israel, mereka ini memisahkan diri karena protes atas pajak yang diterapkan Salomo & Rehabeam. Kerajaan Yehuda tetap mengakui Rehabeam sebagai raja mereka. Apa yang menyebabkan perpecahannya, sudah disinggung diatas

Seperti Kerajaan Israel, Kerajaan Yehuda-pun juga hancur dan dikuasai Nebukadnezar dari Babilon. Namun ada perbedaannya dengan apa yang terjadi pada Kerajaan Israel (Utara). Setelah lebih dari 130 tahun kemudian, Nebukadnezar membawa orang-orang dari Kerajaan Yehuda yang masih tinggal di Palestina ke Babilon. Jadi tidak ada keturunan Israel pun yang tinggal di Palestina setelah Yehuda di tawan. Semua keturunan Yakub, dikeluarkan dari tanah mereka. Kemudian orang-orang eks Kerajaan Yehuda dikembalikan ke Palestina untuk membangun kembali Bait Allah, dan kembali beribadah kepada Allah setelah 70 tahun ditawan. Tetapi mereka hanyalah adalah suku Yehuda, Benyamin, dan Lewi saja.

Tiga suku di kerajaan selatan adalah suku Yehuda, dan Benyamin, plus suku Lewi yang melayani Bait Allah di Yerusalem. Tiga suku inilah yang dibuang ke Babel di era Nebukadnezar dan kemudian kembali ke Yerusalem atas persetujuan Raja Koresh.


* Ezra 1:1-3
1:1 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:
1:2 "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.
1:3 Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem.




e. Kembali dari pembuangan


Keturunan Israel dari Kerajaan Israel (Utara) tidak pernah kembali ke Palestina.
Mereka pun juga tidak ikut kembali bersama bersama dengan orang-orang dari Kerajaan Yehuda (selatan) pada saat Ezra, dan Nehemiah. Mereka yang kembali ke Palestina, membangun dan mengadakan acara keagamaan kembali di Yerusalem. Yaitu setelah masa penawanan kerajaan Yehuda oleh raja Nebukadnezar di Babilon hanyalah tiga suku saja, dan bukan dua belas:


* Ezra 1:5
Maka berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta para imam dan orang-orang Lewi, yakni setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem.

* Ezra 2:1
Inilah orang – orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, danyang kembali ke Yeruslem danke Yehuda, masing – masing ke kotanya.



Dengan demikian jelas orang-orang eks kerajaan Yehudalah yang tersisa. Jadi pada saat Kristus di dunia, yang tinggal di Yerusalem hanyalah tiga suku saja, Benyamin, Lewi, dan Yehuda (Yahudi).



f. Bukti Perjanjian Baru (PB) tentang tersisanya 3 Suku ini :



1. Suku Yehuda :


Yesus Kristus (Yusuf dan Maria) dari suku Yehuda :

* Matius 1:1
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

dan seterusnya sampai ayat 17, lihat juga Lukas 3:23-38.


* Ibrani 7:14
Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam.




2. Suku Lewi


Rasul Barnabas, dari suku Lewi

* Kisah 4:36
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.



Imam Zakharia suku Harun (nama lain suku Lewi)

* Lukas 1:5
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.




3. Suku Benyamin


Rasul Paulus adalah suku Benyamin,

* Roma 11:1
Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin.

* Filipi 3:5
disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,



Tidak ada lagi pernah terdengar ada orang dari keturunan selain dari ke-3 suku (Yehuda/Yahudi, Lewi/Harun dan Benyamin). Dengan demikian, "Kesepuluh Suku" benar-benar terhilang, dan tak kembali.



Tanya :
Quote:
Jika suku-suku tersebut sudah hilang, lalu mengapa dirincikan dalam Wahyu pasal 7 dan berjumlah 144ribu?



Jawab :


144,000 Orang Yang dimeteraikan dalam Wahyu 7:1-8



Keduabelas suku Israel dan 12,000 orang tiap-tiap suku yang diperinci dalam Wahyu 7:4-8, menurut beberapa penafsir hanya bermakna simbolik didalam gaya penulisan syair.
Pada zaman Perjanjian Baru, ditengah umat Israel masih ada suku Yehuda, suku Benyamin dan suku Lewi, tetapi suku-suku lain tidak eksis lagi.


1. Dari suku Yehuda 12.000 yang dimeteraikan,
2. dari suku Ruben 12.000,
3. darisuku Gad 12.000,
4. dari suku Asyer 12.000,
5. dari suku Naftali 12.000,
6. dari suku Manasye 12.000,
7. dari suku Simeon 12.000,
8. dari suku Lewi 12.000,
9. dari suku Isakhar 12.000,
10. dari suku Zebulon 12.000,
11. dari suku Yusuf 12.000,
12. dari suku Benyamin 12.000.



Keturunan Yusuf memang dibagi menjadi 2 Efraim dan Manasye, tapi Efraim melakukan dosa (Hosea 4:17; 1 Raja-Raja 12:25-30; Ulangan 29:20), sehingga namanya dihapus, sebagaimana nama Dan.

Suku Yehuda memulai daftar diatas, suatu prosedur diluar kebiasaan Yahudi (biasanya Ruben disebut lebih dulu), karena dari suku Yehuda itulah Sang mesias hadir. Sudu Dan ditiadakan sedangkan Manasye muncul sekalipun dia termasuk dalam Yusuf. Bapa Gereja Irenius menerangkan ini karena adanya pengertian pada masa Gereja mula-mula, bahwa Antikristus muncul dari suku Dan. Suku yang setengah Manasye tetap ditulis walaupun sudah ada nama Yusuf supaya angka 12 tetap genap. Dengan demikian kita mengerti bahwa angka 12 adalah simbol, dan kita tahu suku lain selain Yehuda, Benyamin dan Lewi, diperkirakan sudah hilang.

"Dua belas" merupakan angka yang menekankan Kerajaan Allah. Angka "dua belas" adalah hasil perkalian dari "tiga" dan "empat". Tiga adalah simbol kekudusan dan merujuk kepada Allah sedangkan empat merupakan angka alam semesta sehingga angka dua belas bagi kalangan Yahudi merupakan simbol perpaduan antara manusia dengan Allah.

Di atas meja ada dua belas roti sajian dan tutup dada Imam Besar terdiri atas dua belas batu permata berukir nama-nama suku bangsa Israel yang bermukim di sekeliling Kemah Suci.


* Imamat 24:5LAI TB, Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;KJV, And thou shalt take fine flour, and bake twelve cakes thereof: two tenth deals shall be in one cake.Hebrew,
וְלָקַחְתָּ סֹלֶת וְאָפִיתָ אֹתָהּ שְׁתֵּים עֶשְׂרֵה חַלֹּות שְׁנֵי עֶשְׂרֹנִים יִהְיֶה הַחַלָּה הָאֶחָת׃
Translit, VELAQAKHTA SOLET VE'AFITA 'OTAH SYETEIM 'ESREH KHALOT SHENEY 'ESRONIM YIHYEH HAKHALAH HA'EKHAT


Ke-144,000 melambangkan 'kepastian dan kegenapan yang sempurna, 12 x 12 seribu kali ganda. Ketika Yesus di dunia, Ia pernah menyebutkan "Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub didalam Kerajaan Surga" (Matius 8:11). Anugerah keselamatan yang digenapkan Yesus Kristus diatas kayu Salib, telah menyebabkan kita yang dahulu "jauh" sudah menjadi "dekat". Pembeberan suku-suku itu melambangkan kesempurnaan bilangan orang-orang kudus Allah, dimana Allah menetapkan gereja/jemaat Kristus sebagai Israel yang benar (Roma 2:28-29; Galatia 3:29; 6:16; Filipi 3:3; Yakobus 1:1; 1 Petrus 1:1; 2:9).

Didalam Kristus, kita (orang Yahudi dan non-Yahudi) telah dipersatukan, tembok pemisah antara keduanya telah dirobohkan; dengan kematianNya diatas kayu salib, Ia menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru didalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera. Orang non-Yahudi didalam Kristus melalui Injil menjadi ahli waris, satu tubuh dan satu perjanjian pula (Efesus 2:13-15). Jika dalam kerajaan Allah yang kekal, tidak lagi terdapat diskriminasi antara Yahudi dan non-Yahudi.




Blessings,



Sumber :
Dr. Peter Wongso, Eksposisi Doktrin Alkitab Kitab Wahyu, p 464-465
Wycliffe Comentary, Vol 3, p 1114-1115.


Artikel Terkait :

Siapakah ke Seratus Empat Puluh Empat Ribu Orang Itu?,KLIK DISINI
Apa bener yang masuk surga cuma 144.000 orang aja?, KLIK DISINI

Yang Ke SURGA Cuma 144.000 Orang...???

Apa bener yang masuk surga cuma 144.000 orang aja?




Quote:

Apa bener yang masuk surga 144.000 orang abis g liat di wahyu yang dimeteraikan cuma 144.000 orang aja? Kan orang yang percaya ke Yesus itu banyak bener kalo ga salah g liat di internet ada 14 milyar lebih mungkin lebih banyak lagi.Tolong jawab pertanyaan g abis g bingung.




Jawab :


Mohon dibaca dengan lebih teliti sbb :


* Wahyu 7:1-8 Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel
7:1 Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
7:2 Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
7:3 katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
7:4 Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
7:5 Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.



adakah disebutkan bahwa hanya sejumlah 144,000 saja yang masuk surga? ataupun penghuni surga?

Tidak!


Bilangan 144,000 itu jelas bersifat simbolis. Meskipun di situ disebutkan nama-nama suku bangsa Israel. Namun susunan dari daftar bangsa itu yaitu nama-nama suku yang tercantum di dalamnya tampak ganjil. Contohnya, baik Manasye mau pun ayahnya, Yusuf, tercantum dalam daftar (tarnpaknya Yusuf mewakili Efraim yang tidak tercantum), juga nama Suku Dan tidak tercantum.

Wahyu pasal 7 menyebutkan jumlah angka-angka sebagai simbol "hamba-hamba Allah," yang bukan merupakan istilah yang asing bagi orang pereaya bangsa Yahudi. Demikian pula uraian tentang mereka dalam Wahyu 14 dapat digunakan untuk setiap orang percaya yang setia kepada Allah dan tidak berkompromi dengan "binatang" dan "nabi-nabi palsu" yang dicatat dalam kitab Wahyu.

Dalam Wahyu pasal 14, ke 144.000 orang itu adalah "144.000 yang telah diselamatkan dari bumi." Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, yang dalam Kitab Wahyu berarti mereka belum pernah terbujuk oleh kekuatan jahat mau 'pun berkompromi dengan pemujaan berhala. Mereka Juga sepenuhnya benar. "Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu


*Wahyu 14:1,3
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.



Yang pasti... Surga bukan menampung 144.000 orang saja. Beberapa penafsir menafsirkan angka 144,000 sebagai perkalian dari "12X12X1000" itu hanya bermakna simbolik didalam gaya penulisan syair.


"Dua belas" merupakan angka yang menekankan Kerajaan Allah. Angka "dua belas" adalah hasil perkalian dari "tiga" dan "empat". Tiga adalah simbol kekudusan dan merujuk kepada Allah sedangkan empat merupakan angka alam semesta sehingga angka dua belas bagi kalangan Yahudi merupakan simbol perpaduan antara manusia dengan Allah.

Di atas meja ada dua belas roti sajian dan tutup dada Imam Besar terdiri atas dua belas batu permata berukir nama-nama suku bangsa Israel yang bermukim di sekeliling Kemah Suci.


* Imamat 24:5
LAI TB, Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
KJV, And thou shalt take fine flour, and bake twelve cakes thereof: two tenth deals shall be in one cake.
Hebrew,
וְלָקַחְתָּ סֹלֶת וְאָפִיתָ אֹתָהּ שְׁתֵּים עֶשְׂרֵה חַלֹּות שְׁנֵי עֶשְׂרֹנִים יִהְיֶה הַֽחַלָּה הָאֶחָֽת׃
Translit, VELAQAKHTA SOLET VE'AFITA 'OTAH SYETEIM 'ESREH KHALOT SYENEY 'ESRONIM YIHYEH HAKHALAH HA'EKHAT


Ke-144,000 melambangkan 'kepastian dan kegenapan yang sempurna, 12 x 12 seribu kali ganda. Ketika Yesus di dunia, Ia pernah menyebutkan "Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub didalam Kerajaan Surga" (Matius 8:11). Anugerah keselamatan yang digenapkan Yesus Kristus diatas kayu Salib, telah menyebabkan kita yang dahulu "jauh" sudah menjadi "dekat". Pembeberan suku-suku itu melambangkan kesempurnaan bilangan orang-orang kudus Allah, dimana Allah menetapkan gereja/jemaat Kristus sebagai Israel yang benar (Roma 2:28-29; Galatia 3:29; 6:16; Filipi 3:3; Yakobus 1:1; 1 Petrus 1:1; 2:9).

Didalam Kristus, kita (orang Yahudi dan non-Yahudi) telah dipersatukan, tembok pemisah antara keduanya telah dirobohkan; dengan kematianNya diatas kayu salib, Ia menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru didalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera. Orang non-Yahudi didalam Kristus melalui Injil menjadi ahli waris, satu tubuh dan satu perjanjian pula (Efesus 2:13-15). Jika dalam kerajaan Allah yang kekal, tidak lagi terdapat diskriminasi antara Yahudi dan non-Yahudi.




Blessings,

Sumber :
Dr. Peter Wongso, Eksposisi Doktrin Alkitab Kitab Wahyu, p 464-465
Wycliffe Comentary, Vol 3, p 1114-1115.


Artikel Terkait :
Siapakah ke Seratus Empat Puluh Empat Ribu Orang Itu?, KLIK DISINI
144 RIBU ORANG DALAM WAHYU 7:4, KLIK DISINI


Minggu, 25 Agustus 2013

KRISTEN Dan PUASA

KRISTEN DAN PUASA

Di tengah bulan Puasa yang dilakukan oleh umat Muslim, timbullah pertanyaan yang ditujukan kepada umat Kristen: “Apakah umat Kristen menjalankan puasa?”

Asal perintah puasa dalam Perjanjian Lama tidak jelas, tercatat ketika Israel menghadapi Filistin mereka mengaku dosa dan berpuasa (1Sam.7:6). Sekalipun tidak disebut sebagai puasa, Musa tidak makan dan minum selama 40 hari (Kel.34:28). Ketika Nehemia mendengar situasi Yerusalem, ia berdoa dan berpuasa (Neh.1:4). Yoel menyuruh umat bertobat dan berpuasa (Yl.2:12). Banyak juga ayat-ayat lain yang menunjukkan praktek puasa dalam PL.

Dalam Perjanjian Baru puasa juga tercatat. Yesus hanya sekali tercatat berpuasa dengan tidak makan & minum 40 hari lamanya (Mat.4:2) sebagai persiapan menghadapi godaan dan ujian. Ketika Paulus dan Barnabas diutus mereka berpuasa (Kis.13:3). Puasa biasanya dikaitkan dengan penyesalan diri dalam pertobatan dan dikaitkan dengan doa dalam usaha mendekatkan diri lebih kepada Tuhan (1Raj.21:27;Mzm.35:13), atau meminta kuasa dalam memerangi setan (Mat.17:21;Mrk.9:29).

Sebagaimana banyak hal dalam syariat dimana arti rohaninya terkubur oleh penampakan lahir, demikian juga puasa sering merosot artinya. Bukannya ditujukan sebagai ekspresi pertobatan tetapi umat Israel menjadikannya sebagai tuntutan untuk memperoleh sesuatu (Yes.58:3) atau agar diperkenan Tuhan (Yes.58:5). Puasa sering merosot sekedar upacara ritual tanpa penyerahan diri kepada Tuhan (Za.7:5), dan menjadi perilaku yang munafik (Mat.16:6) demi untuk membenarkan diri sendiri (Luk.18:12).

Baik Musa maupun Yesus tidak makan dan minum selama 40 hari bukan karena syariat agama, namun sebagai masa persiapan menghadapi godaan dan ujian sebelum diutus, dan konteks saat itu menunjukkan suasana gurun dimana tidak tersedia makanan maupun minuman. Puasa dalam praktek Israel telah merosot menjadi kebiasaan legalistik pada hari-hari dan waktu tertentu tetapi sudah kehilangan maknanya, itulah sebabnya nabi Yesaya dengan keras menekankan arti puasa yang benar. Ia mengatakan bahwa Tuhan berfirman:

“Berpuasa yang kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang-orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” (Yes.58:6-7).

Sekalipun Yesus tidak makan dan minum 40 hari, ia tidak menyuruh murid-muridnya berpuasa, dan karena para murid tidak berpuasa mereka dicela oleh orang Farisi (Mrk.2:18), namun Yesus mengatakan bahwa puasa baru akan mereka lakukan bila Yesus telah pergi (Mrk.2:20). Jadi, puasa menurut Yesus bukan lagi syariat agama tetapi kebutuhan penyiapan batin secara khusus bila bertobat dan diperlukan dalam menghadapi masalah khusus seperti kepergiannya kelak atau dalam memerangi setan (Mat.17:21;Mrk.9:29).

Yesus tidak membenarkan orang Farisi yang menjalankan syariat agama termasuk berpuasa yang melakukannya dengan sombong, tetapi Ia membenarkan pemungut cukai yang kelihatannya tidak menjalankan puasa (Luk.18:9-14). Jadi, Yesus tidak menyuruh orang melakukan puasa tetapi tidak melarang bila orang melakukan puasa untuk maksud khusus.

Dari hal-hal di atas kita mengetahui bahwa puasa memiliki maksud yang dalam dan khusus dalam menguasai batin seseorang dalam hubungan dengan Tuhannya yang suci dan benar, namun puasa cenderung merosot sekedar suatu legalisme agama dalam bentuk syariat lahir tanpa isi. Yesaya dengan jelas memberitahukan umat Israel (Yes.58) bahwa orang bisa saja tidak melakukan puasa lahir tetapi yang harus dilakukan adalah melakukan puasa batin, yaitu berpuasa dari kelaliman, menganiaya dan memperbudak orang. Berpuasa dari mengenyangkan diri sendiri menjadi memberi makan orang lapar, tidak punya rumah, dan yang telanjang (band. Mat.24:31-46).

Yesus juga tidak mengajarkan orang untuk berpuasa, bahkan tidak membenarkan orang sombong sekalipun ia berpuasa, tetapi Yesus juga tidak melarang orang berpuasa. Jadi puasa itu pada dirinya sendiri tidak memiliki arti bila bukan merupakan ungkapan hati yang bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Perlu disadari bahwa penebusan Yesus di atas kayu salib telah menggenapi syariat taurat Perjanjian Lama yang bergantung pada usaha manusia menyelamatkan diri sendiri dengan melakukan syariat agama secara tertib (sunat, korban, sabat, puasa, halal-haram dll.), menjadi kasih karunia Allah yang diberikan kepada setiap orang yang percaya dan bertobat (Yoh.3:16;Efs.2:8-10). Karunia Allah ini menjadi sempurna dengan datangnya ‘Roh Kudus’ yang akan menguatkan dan mendiami umat percaya yang digenapi pada hari Pentakosta (Kis.2).

Dari ajaran Yesus ini, menjawab pertanyaan “apakah umat Kristen menjalankan puasa?” Jawabannya adalah ‘tidak’ dan ‘ya’, artinya umat Kristen (kecuali Katolik) ‘tidak’ menjalankan puasa sebagai syariat agama ritual pada waktu-waktu tertentu dan yang ditetapkan, dan ‘ya’ bahwa sewaktu-waktu umat Kristen bisa saja menjalankan puasa, dalam menghadapi event-event khusus, dengan sungguh-sungguh atas kemauannya sendiri. Puasa adalah ungkapan lahir dari hati yang bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah. Dan ungkapan lahir tidak berarti bila yang diungkapkan tidak ada, sebaliknya tanpa ungkapan lahir juga tidak menjadi soal selama yang diungkapkan itu ada, sebab inilah hakekat puasa yang sebenarnya.



Sumber :


Herlianto Ministry
YABINA Ministry

ARTIKEL Hamba TUHAN

HAMBA TUHAN



[1] Diaken (Inggris: 'deakon'; Yunani 'diakonos'), "pelayan", orang yang melayani majikan.


* Matius 20:26,
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu ('diakonos'),

oukh houtôs de estai en humin all hos ean thelê en humin megas genesthai estô humôn 'diakonos'


* Matius 22:13,
Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya ('diakonos'): Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

tote eipen ho basileus tois 'diakonois' dêsantes autou podas kai kheiras arate auton kai ekbalete eis to skotos to exôteron ekei estai ho klauthmos kai ho brugmos tôn odontôn


Pelayanan 'diaken' tidak dijelaskan dengan rinci, namun intinya adalah mendampingi penilik.


* Filipi 1:1,
Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken ('diakonos').

paulos kai timotheos douloi iêsou khristou pasin tois hagiois en khristô iêsou tois housin en philippois sun episkopois kai 'diakonois'


Seorang wanita dalam Perjanjian Baru disebut "pelayan/diaken wanita".


* Roma 16:1,
Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani ('diakonos') jemaat di Kengkrea,

sunistêmi de humin phoibên tên adelphên hêmôn housan 'diakonon' tês ekklêsias tês en kegkhreais


Penulis Kisah Para Rasul menghubungkan "pelayan" dengan kelompok Tujuh, walaupun ia tidak menyebut mereka "diaken" (Kisah Para Rasul 6:2-6)


[2] Penilik (Inggris: 'episcope'; Yunani 'episkopos')


Dalam jemaah-jemaah Kristen, penilik ialah peranan kepemimpinan ('proistêmi', "menempatkan di muka").


* Roma 12:8,
jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan ('proistêmi'), hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

eite ho parakalôn en tê paraklêsei ho metadidous en haplotêti ho 'proistamenos' en spoudê ho eleôn en hilarotêti


* 1 Tesalonika 5:12,
Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin ('proistêmi') kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;

erôtômen de humas adelphoi eidenai tous kopiôntas en humin kai 'proistamenous' humôn en kuriô kai nouthetountas humas


Penilik dapat pula bermakna "pengawasan" (Yunani 'episkopeô', dari kata inilah muncul istilah 'episkopos').


* Kisah Para Rasul 20:28
Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi 'penilik' ('episkopos') untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

prosekhete oun heautois kai panti tô poimniô en hô humas to pneuma to hagion etheto 'episkopous' poimainein tên ekklêsian tou theou ên periepoiêsato dia tou idiou haimatos


* Filipi 1:1
Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para 'penilik' ('episkopos') jemaat dan diaken.

paulos kai timotheos douloi iêsou khristou pasin tois hagiois en khristô iêsou tois housing en philippois sun 'episkopois' kai diakonois


Biasanya peranan penilik dihubungkan baik dengan diaken dan penatua maupun dengan "uskup/penilik" tanpa banyak perbedaan dan tanpa batas wewenang yang jelas (Kisah Para Rasul 20:17, 20:28; Titus 1:5, 7).

Menurut surat-surat penggembalaan, ada banyak diaken, namun hanya ada seorang penilik saja (1 Timotius 3:1-2, 8).

Dalam komunitas Qumran disebut seorang penilik saja. Biarpun tidak memiliki kepenuhan kekuasaan, penilik memiliki karunia memerintah (1 Korintus 12:28), sehingga sebagai "penjaga" ia harus menggembalakan kawanan ilahi sambil menjaga persatuannya dan pemberitaan Injil.
Istilah "penilik" tidak bermakna sama seperti istilah "uskup" dalam bahasa modern.

Istilah "penilik" diterapkan pula kepada Yesus Kristus.


* 1 Petrus 2:25
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara ('episkopos') jiwamu.

ête gar hôs probata planômena all epestraphête nun epi ton poimena kai episkopon tôn psukhôn humôn



[3] Penatua (Inggris: 'presbyter'; Yunani 'presbuteros')


Beraneka ragam terjemahan LAI dari kata Yunani 'presbuteros' ini, misalnya "nenek moyang", "tua-tua", "yang sulung", "yang tertua", dan lain-lain. Terjemahan "penatua" baru muncul dalam Kisah Para Rasul 11:30.


* Matius 15:2
Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang ('presbuteros') kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.

diati hoi mathêtai sou parabainousin tên paradosin tôn 'presbuterôn' ou gar niptontai tas kheiras autôn hotan arton esthiôsin


* Markus 8:31
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua ('presbuteros'), imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

kai êrxato didaskein autous hoti dei ton huion tou anthrôpou polla pathein kai apodokimasthênai apo tôn 'presbuterôn' kai arkhiereôn kai grammateôn kai apoktanthênai kai meta treis hêmeras anastênai


Kata Yunani 'presbuteros', "yang lebih tua (dari yang lebih muda)", membuahkan kata Inggris 'priest' (Perancis: 'prêtre'), "imam", meskipun kata 'priest' itu sesungguhnya berpadanan dengan kata Yunani 'hiereus'.

Dengan berperan sebagai kaum ningrat berstatus awam, sejak zaman dulu, para tua-tua memegang kuasa kolegial keagamaan dan politik atas Israel.


* Keluaran 3:16
Pergilah, kumpulkanlah para 'tua-tua' (Ibrani: "zâqên") Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.

LÊKH VE'ÂSAFTÂ 'ET-ZIQNÊY YISRÂ'ÊL VE'ÂMARTÂ 'ALÊHEM YEHOVÂH 'ELOHÊY 'AVOTÊYKHEM NIR'ÂH 'ÊLAY 'ELOHÊY 'AVRÂHÂM YITSKHÂQ VEYA'AQOV LÊ'MOR PÂQOD PÂQADTÏ 'ETKHEM VE'ET-HE'ÂSÛY LÂKHEM BEMITSRÂYIM


Di kemudian hari mereka mengatur pula hal-ihwal kota-kota di Palestina.


* Ulangan 21:2
maka haruslah para 'tua-tuamu' dan para hakimmu keluar mengukur jarak ke kota-kota yang di sekeliling orang yang terbunuh itu.

VEYÂTSE'Û ZEQÊNEYKHA VESYOFETEYKHA ÛMÂDEDÛ 'EL-HE'ÂRÏM 'ASYER SEVÏVOT HEKHÂLÂL


Selaku anggota-anggota Mahkamah Agama, mereka menjaga pelaksanaan tradisi-tradisi. Kata "tua-tua" diterapkan pula pada para rabi ("nenek moyang") zaman dulu.

Seturut kebiasaan Yahudi, jemaah-jemaah Kristen diketuai oleh dewan penatua yang dalam pengaturan jemaah meneruskan tugas para rasul.


* Kisah Para Rasul 11:30
Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada 'penatua-penatua' ('presbuteros') dengan perantaraan Barnabas dan Saulus.

ho kai epoiêsan aposteilantes pros tous 'presbuterous' dia kheiros barnaba kai saulou


Para "penatua" itu, yang nampaknya berperan sama seperti para "penilik" ('episkopos'), dipilih menurut patokan-patokan tertentu dan dilantik dalam tugasnya melalui penumpangan tangan. Kadang-kadang seorang penatua sangat menonjol dalam kelompoknya, tentu saja karena ia berwibawa dan dihormati.




[4] Imam (Inggris: 'priest'; Ibrani 'kohên'; Yunani 'hiereus')


Kata ini berasal dari kata Yunani 'presbuteros', "tua", "penatua" yang mempunyai tugas memimpin himpunan orang beriman. Tetapi sekarang, kata ini sudah mewarisi arti kata Yunani 'hiereus' (dari 'hieros', "kudus"). Di sini, kata ini dibahas dalam arti yang terakhir itu.

Baik dalam lingkungan kafir maupun dalam Perjanjian Lam, kata ini menunjukkan orang yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang kudus.


* Kejadian 41:45
Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, 'imam' ('kohên') di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

VAYIQRÂ' FAR'OH SYÊM-YÕSÊF TSÂFNAT PA'NÊAKH VAYITEN-LÕ 'ET-'ÂSNAT BAT-PÕTÏ FERA' KOHÊN 'ON LE'ISYÂH VAYÊTSÊ' YÕSÊF 'AL-'ERETS MITSRÂYIM


* Kisah Para Rasul 14:13
Maka datanglah 'imam' ('hiereus') dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.

ho de 'hiereus' tou dios tou ontos pro tês poleôs autôn taurous kai stemmata epi tous pulônas enegkas sun tois okhlois êthelen thuein


Di masa kehidupan Yesus, imamat yang secara turun-temurun diwarisi di Israel oleh keluarga-keluarga imam, merupakan hak istimewa keturunan Harun. Di antara para imam menonjollah Imam Besar, yang ditunjuk dan diturunkan dari jabatannya oleh bangsa Romawi. Imam-imam kepala atau imam-imam besar adalah anggota-anggota aristokrasi imam di Yerusalem.
Pada usia tertentu, melalui pelantikan resmi, orang diberi kuasa imamat yaitu untuk bertindak dalam upacara-upacara persembahan, dalam menangani berbagai acara keagamaan, dalam melayani Bait Allah.


* Matius 8:4
Lalu Yesus berkata kepadanya: 'Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada 'imam' ('hiereus') dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.'

kai legei autô ho iêsous hora mêdeni eipês all hupage seauton deixon tô 'hierei' kai prosenegke to dôron ho prosetaxen môsês eis marturion autois


* Ibrani 10:11
Selanjutnya setiap imam ('hiereus') melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.

kai pas men 'hiereus' hestêken kath hêmeran leitourgôn kai tas autas pollakis prospherôn thusias haitines oudepote dunantai perielein hamartias


Mengajar hukum, bukan tugas para imam, melainkan tugas para ahli Taurat. Para imam biasanya bertempat tinggal di kampung-kampung, di mana mereka memiliki tanah. Mereka terbagi atas sejumlah kelas yang secara bergilir melayani Bait Allah dalam sepekan.


* Lukas 1:8
Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.

egeneto de en tô hierateuein auton en tê taxei tês ephêmerias autou enanti tou theou


Perjanjian Baru menerapkan kata 'hierourgeô' (dari 'hiereus', "imam"; dan 'ergon', "pekerjaan") kepada pelayan Injil dalam Roma 15:16 (diterjemahkan oleh LAI dengan "pelayanan").


* Roma 15:16
yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam 'pelayanan' ('hierourgeô') pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.

eis to einai me leitourgon iêsou khristou eis ta ethnê 'hierourgounta' to euaggelion tou theou hina genêtai hê prosphora tôn ethnôn euprosdektos hêgiasmenê en pneumati hagiô


Hanya Yesus Kristus saja adalah Imam Besar dan dalam arti baru pula; dengan menggenapkan perjanjian lama, Ia mengadakan perubahan, sebab yang bersifat kultus, dijadikan-Nya pribadi.


* Ibrani 10:21
dan kita mempunyai seorang 'Imam Besar' ('hiereus') sebagai kepala Rumah Allah.

kai hierea megan epi ton oikon tou theou


Persembahan peribadatan tidak bernilai lagi, selain dalam persembahan pribadi Yesus. Bila Yesus mempersembahkan diri-Nya, Gereja dikuduskan dan memperoleh tugas untuk mempersembahkan persembahan rohani.


* Wahyu 1:6
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi 'imam-imam' ('hiereus') bagi Allah, Bapa-Nya, -bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

kai epoiêsen hêmas basileis kai hiereis tô theô kai patri autou autô hê doxa kai to kratos eis tous aiônas tôn aiônôn amên
 
 
[5] Guru (Yunani 'didaskalos')


Kata ini berasal dari kata 'didaskô', "mengajar".

Sebutan "guru" diterapkan pada ahli Alkitab yang dipandang dari segi fungsinya selaku pengajar.


* Lukas 2:46
Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama ('didaskalos'), sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

kai egeneto meth hêmeras treis heuron auton en tô hierô kathezomenon en mesô tôn 'didaskalôn' kai akouonta autôn kai eperôtônta autous


* Yohanes 3:10,
Jawab Yesus: 'Engkau adalah pengajar ('didaskalos') Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?'

apekrithê ho iêsous kai eipen autô su ei ho 'didaskalos' tou israêl kai tauta ou ginôskeis


Kadang-kadang istilah ini diperjelas dengan kata 'nomodidaskalos', "ahli hukum".


* Lukas 5:17
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat ('nomodidaskalos') duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

kai egeneto en mia tôn hêmerôn kai autos ên didaskôn kai êsan kathêmenoi pharisaioi kai 'nomodidaskaloi' hoi êsan elêluthotes ek pasês kômês tês galilaias kai ioudaias kai hierousalêm kai dunamis kuriou ên eis to iasthai autous


Orang Kristen juga menerima karunia pelayanan atau tugas mengajar.


* Kisah Para Rasul 13:1
Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan 'pengajar' ('didaskalos'), yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.

êsan de tines en antiokheia kata tên ousan ekklêsian prophêtai kai 'didaskaloi' ho te barnabas kai sumeôn ho kaloumenos niger kai loukios ho kurênaios manaên te hêrôdou tou tetrarkhou suntrophos kai saulos


* 1 Korintus 12:28
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai 'pengajar' ('didaskalos'). Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

kai hous men etheto ho theos en tê ekklêsia prôton apostolous deuteron prophêtas triton 'didaskalous' epeita dunameis eita kharismata iamatôn antilêpseis kubernêseis genê glôssôn


* Efesus 4:11
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan 'pengajar-pengajar' ('didaskalos'),

kai autos edôken tous men apostolous tous de prophêtas tous de euaggelistas tous de poimenas kai 'didaskalous'

 
 
[6] Rasul (Inggris 'apostle'; Yunani 'apostolos')


Kata ini berasal dari kata kerja 'apostellô', "mengutus" sehingga 'apostolos' dapat berarti "utusan", suruhan, wakil resmi yang diserahi misi tertentu, bukan hanya seorang penyebar suatu ajaran ataupun pengurus suatu perkara saja.


* Yohanes 13:16
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan ('apostolos') dari pada dia yang mengutusnya.

amên amên legô humin ouk estin doulos meizôn tou kuriou autou oude 'apostolos' meizôn tou pempsantos auton


* 2 Korintus 8:23
Titus adalah temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain itu adalah utusan ('apostolos') jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus.

eite huper titou koinônos emos kai eis humas sunergos eite adelphoi hêmôn 'apostoloi' ekklêsiôn doxa khristou


Dalam arti luas, semua orang yang diutus Yesus Kristus yang sudah bangkit, berstatus rasul. Gereja ditopang oleh mereka. Mereka memiliki kuasa -- bukan superioritas -- atas jemaat-jemaat, yaitu kuasa pelayanan kegembalaan.

Dalam arti lebih sempit -- demikianlah dalam Injil Lukas -- para rasul adalah mereka yang termasuk Dewan Kedua Belas. Mereka wajib memberi kesaksian, bahwa Yesus Kristus yang bangkit sama dengan Yesus dari Nazaret yang mereka kenal.

Dalam Perjanjian Baru disajikan empat daftar nama para rasul. Nama-nama mereka sama, namun diurutkan dengan cara yang berbeda-beda. Seluruh daftar itu terbagi dalam tiga kelompok nama. Pertama-tama nama mereka yang paling dulu dipanggil sebagai rasul, yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Kelompok kedua terdiri dari Filipus, Bartolomeus, Matius, dan Tomas. Kelompok ketiga ialah Yakobus kecil, Tadeus (atau Yudas), Simon, dan Yudas Iskariot. Petrus selalu disebut pada awal daftar, sedangkan Yudas Iskariot selalu pada akhir daftar. Dewan ini dilengkapi oleh Matias sesudah Yudas Iskariot murtad, namun sesudah wafatnya Yakobus, jumlah rasul tidak dilengkapi lagi.

Paulus adalah "rasul bangsa-bangsa non-Yahudi" dalam arti sepenuh-penuhnya.
[7] Nabi (Inggris 'prophet'; Yunani 'prophêtês')


Kata ini berasal dari kata kerja 'phêmi', "bicara" dan 'pro', "sebelum", gabungan kata ini bermakna "sebagai ganti....", "di muka" atau "secara umum"; sehingga kata 'prophêtês' dapat bermakna "juru bicara", orang yang diutus dan diilhami oleh Allah untuk menyatakan sesuatu yang tersembunyi, mengungkapkan suatu nubuat, menyatakan pikiran dan kehendak ilahi, dan juga untuk meramalkan masa depan.

Kata Ibrani "nâvï", nûn - bêyt - yõd, yang berasal dari bahasa Akad "memanggil", "memberitakan", juga bermakna sama. Melalui nabi alkitabiah, Allah mengaktualkan rencana-Nya dalam hal keselamatan dan menyatakan firman-Nya sambil mempengaruhi masa kini dan memberitahukan (kadang-kadang) masa depan.

Nabi-nabi Perjanjian Lama (Ibrani "nevi'im"), tepatnya kitab-kitab para nabi, bersama-sama dengan Torah (dan kitab-kitab hikmat) membentuk Alkitab Perjanjian Lama.


* Matius 5:17
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi ('prophêtês'). Aku dating bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

mê nomisête hoti êlthon katalusai ton nomon ê tous prophêtas ouk êlthon katalusai alla plêrôsai


* Kisah Para Rasul 13:15
Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi ('prophêtês'), pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: 'Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!'

meta de tên anagnôsin tou nomou kai tôn prophêtôn apesteilan hoi arkhisunagôgoi pros autous legontes andres adelphoi ei estin logos en humin paraklêseôs pros ton laon legete


Kadang-kadang nama nabi itu disebut, seperti nama Yesaya, Yeremia atau Samuel. Sambil berbicara melalui mereka, Allah memperkenalkan rencana-Nya, bukan supaya orang dapat membenarkan tepatnya pada saat suatu nubuat tergenapi, melainkan supaya orang dapat menempatkan kejadian-kejadian yang mereka alami dalam rencana Allah, biarpun kejadian itu merupakan batu sandungan, seperti misalnya salib Yesus.


[color=green]* Kisah Para Rasul 3:18
Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya ('prophêtês'), yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita.

ho de theos ha prokatêggeilen dia stomatos pantôn tôn prophêtôn autou pathein ton khriston eplêrôsen houtôs


"Nabi seperti Musa" (Ulangan 18:15; Kisah Para Rasul 3:22-23, 7:37) adalah salah satu dari pola yang tampak pada Yesus Kristus.

Sekitar Yesus muncul sejumlah orang yang bernubuat seperti Zakharia, Hana, dan terutama Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis menunjukkan makna aktual Hukum, memberitakan penghakiman yang di ambang pintu, menganjurkan baptisan pertobatan dan mengenal Dia yang sudah ada.

Yesus Kristus dipandang sebagai seorang nabi, namun Dia sendiri tidak menuntut gelar itu; Dia lebih senang bertindak sebagai nabi. Ia mencela ekses-ekses yang dilakukan oleh para pemuka Yahudi dan para pemimpin agama orang Yahudi, Ia menyatakan makna tanda-tanda zaman serta menyatakan bahwa Ia harus berbagi nasib tragis nabi-nabi terdahulu sambil memberitahukan peranan-Nya yang unik. Namun Ia juga menempatkan diri-Nya di atas para nabi, sebab Ia mewujudkan keselamatan dan mengucapkan firman berdasarkan wewenang-Nya sendiri.

Para hari Pentakosta dan dalam sejarah Gereja, karunia kenabian diperbaharui oleh Roh Kudus, sehingga kini ada sebuah karisma bernubuat yang sungguh-sungguh nyata dalam Gereja pada kaum pria maupun kaum wanita. Peranan para nabi itu, yang tentu saja berbeda dengan peranan para nabi yang menjadi fundamen Gereja, ialah menyatakan rahasia-rahasia, mengajak, menghibur dan membangun; bertolak belakang dengan para nabi palsu, mereka bernubuat sesuai dengan wibawa para rasul.


* Kisah Para Rasul 15:32
Yudas dan Silas, yang adalah juga 'nabi' ('prophêtês'), lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.

ioudas te kai silas kai autoi prophêtai ontes dia logou pollou parekalesan tous adelphous kai epestêrixan


* Kisah Para Rasul 21:10
Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi ('prophêtês') bernama Agabus.

epimenontôn de hêmôn jêmeras pleious katêlthen tis apo tês ioudaias prophêtês onomati agabos


* 1 Korintus 14:37
Jika seorang menganggap dirinya nabi ('prophêtês') atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.

ei tis dokei 'prophêtês' einai hê pneumatikos epiginôsketô ha graphô humin hoti tou kuriou eisin entolai


[8] Pemberita Injil (Inggris 'evangelist'; Yunani 'euaggelistês')


Dalam Perjanjian Baru, penginjil adalah orang yang memberitakan kabar baik (dari kata kerja Yunani 'euaggelizomai'). Kata kerja ini sering dipakai dalam Perjanjian Baru, dikenakan kepada Allah (Galatia 3:8), kepada Tuhan Yesus (Lukas 20:1), kepada anggota gereja biasa (Kisah Para Rasul 8:4), begitu juga kepada para rasul dalam perjalanan penginjilan bereka.

Kata Yunani 'euaggelistês' yang berarti "penginjil" atau "pemberita Injil" hanya tiga kali terdapat dalam Perjanjian Baru. Timotius dalam 2 Timotius 4:5 dinasehati Paulus supaya melakukan pekerjaan seorang pemberita Injil, artinya mengumumkan kenyataan-kenyataan dari kabar baik. timotius telah beberapa kali menemani Paulus dalam perjalanan penginjilan. Tapi dari perintah yang diberikan kepada Timotius dalam kedua surat yang dialamatkan kepadanya, jelas bahwa pekerjaannya tatkala Paulus menulis kepadanya, yang terbesar adalah bersifat local dan penggembalaan. Bahwa ia diperintahkan untuk melakukan pekerjaan pemberita Injil, menunjukkan bahwa pemberita Injil bisa juga seorang gembala dan pengajar.

Dalam Kisah Para Rasul 21:8, Filipus dilukiskan sebagai "pemberita Injil". Filipus terpilih sebagai seorang dari ketujuh orang dalam Kisah Para Rasul 6, dan sesudah kematian Stefanus, ia memainkan peranan penting dalam penginjilan di daerah-daerah di mana Injil belum diberitakan. Walaupun ia pemberita Injil, ia tidak termasuk golongan para rasul (Kisah Para Rasul 8:14). Pembedaan serupa terdapat dalam hal Timotius dan rasul Paulus di 2 Korintus 1:1 dan Kolose 1:1. Walaupun para rasul adalah penginil, tetapi semua penginjil bukan rasul.

Pembedaan ini dipertegas dalam Efesus 4:11, di sana jabatan "pemberita Injil" disebut sesudah rasul dan nabi, sebelum gembala dan pengajar. Dari ayat ini jelas, bahwa karunia pemberita Injil adalam jemaat adalah suatu karunia khusus. Dan walaupun semua orang Kristen wajib melaksanakan tugas ini, sesuai dengan kesempatan yang diberikan kepadanya, namun ada orang yang dipanggil dan dikaruniai oleh Roh Kudus secara khusus untuk tugas ini.
 
 
 
 
[9] Gembala (Inggris 'shepherd', 'pastor'; Yunani 'poimên')


Ada dua macam gembala dalam Alkitab. Pertama, orang yang menggembalakan ternak. Kedua, orang yang mengasuh dan membina manusia, yaitu gembala yang bersifat ilahi maupun fana. Terhadap keduanya, kata pujian atau celaan adalah sama. Kata Ibrani dalam bentuk partisipium ialah "ro'eh", rêsy - 'âyin - hê', kata Yunani 'poimên'. Asuhan terhadap sesame makhluk fana bisa bersifat politik atau rohani. Para raja dan penguasa berulang-ulang disebut gembala oleh Homer dan penulis-penulis lain di luar Alkitab. Pemakaian cara demikian dalam kiasan yang lebih mendalam menonjol pada Yehezkiel 34.

Gembala dalam arti harfiah pada zaman dulu dan sekarang, mengemban panggilan tugas yang banyak tuntutannya, panggilan setua panggilan Habel (Kejadian 4:2). Dia harus mencari rumput dan air di daerah yang kering dan berbatu-batu (Mazmur 23:2), harus melindungi kawanan domba gembalaannya terhadap cuaca buruk dan binatang buas (Amos 3:12), harus mencari dan membawa kembali setiap domba yang sesat (Yehezkiel 34:8; Matius 18:12, dan seterusnya). Jika tugas-tugasnya mengharuskan ia jauh dari perkemahan gembala, segala kebutuhan utamanya ia bawa dalam suatu kantung (1 Samuel 17:40, 49), dan kemah menjadi penginapannya (Kidung Agung 1:8). Mungkin ia menggunakan anjing sebagai pembantunya seperti gembala modern (Ayub 30:1).

Apabila para gembala beserta ternak gembalaannya tinggal menetap di suatu kota, hal itu menandakan hilangnya sejumlah penduduk dan telah terjadi malapetaka sebagai akibat hukuman yang ditimpakan oleh Allah (yeremia 6:3, 33:12; Zefanya 2:13-15). Gembala upahan bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas domba yang hilang (Kejadian 31:39), kecuali ia berhasil mengajukan pembelaan yang membuktikan, bahwa suatu peristiwa benar-benar telah terjadi di luar pengetahuannya atau kemampuannya (Keluaran 22:10-13).

Gembala yang ideal haruslah kuat, rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri -- memang banyak gembala demikian. Namun bajingan terdapat juga dalam suatu pekerjaan mulia (Keluaran 2:17, 19), dan ada juga gembala yang gagal dalam pekerjaan mereka (Zakharia 11; Nahum 3:18; Yesaya 56:11, dan seterusnya).

Demikianlah mulianya panggilan menjadi gembala. Justru Perjanjian Lama berulang-ulang melukiskan Allah sebagai Gembala Israel (Kejadian 49:24; Mazmur 23:1; 80:2), lemah lembut dalam pengasuhan-Nya (Yesaya 40:11), tapi kadang-kadang membina kawanan domba-Nya dengan kemarahan-Nya, lalu dengan pengampunan mengumpulkannya kembali (Yeremia 31:10).

Kadang-kadang penggembalaan itu terutama bersifat hukuman, apabila si gembala dan manusia gembalaannya sama-sama dikutuk dan dihukum (Yeremia 50:6; 51:23; Zakharia 13:7). Gembala yang tak setia itu mungkin gemetar berdiri di hadapan Tuhan (Yeremia 49:19; 50:44). Kadang-kadang terdengar nada kasih dan iba apabila domba-domba itu ditinggalkan oleh orang-orang yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap mereka (Bilangan 27:17; 1 Raja-raja 22:17; Markus 6:34, dan seterusnya).

Dua orang gembala disebut secara khas dan istimewa, yaitu Musa (Yesaya 63:11) dan, yang sangat mengherankan, seorang kafir, pelaksana dari maksud-maksud Allah, yaitu Koresy (Yesaya 44:28). Alkitab sungguh-sungguh menekankan betapa pentingnya tanggung jawab setiap pemimpin atas pengikut mereka. Salah satu pasal yang paling khas dalam Perjanjian Lama perihal celaan keras gerhadap gembala-gembala yang tidak setia adalah Yehezkiel 34, bahkan lebih keras lagi Yeremia 25:32-38. Gembala-gembala itu, demi kepentingan mereka, memuaskan diri mereka sendiri, bukan domba-dombanya; domba gembalaan mereka dibunuh dan diserahkan demi keuntungan mereka; mereka mengkhianati tugas mereka yang sesungguhnya; karena itu allah akan mengumpulkan kembali domba-domba itu dan menghakimi gembala-gembala itu. Kelak Ia akan menetapkan seorang gembala (Yehezkiel 34:23). Ayat ini dapat ditafsirkan sebagai mengacu pada penyatuan kerajaan utara dengan kerajaan selatan, tapi mungkin juga menubuatkan kedatangan Mesias.

Dalam Perjanjian Baru, tugas Mesias adalah menjadi Gembala, bahkan Gembala Agung (Ibrani 13:20; 1 Petrus 5:4). Hal ini diuraikan secara rinci dalam Yohanes 10 dan rinciannya sepadan dengan Yehezkiel 34. Pokok-pokok utama dalam Injil Yohanes adalah kejahatan orang-orang yang "masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tapi dengan memanjat tembok" (Yohanes 10:1), sebutan pintu mengacu pada gembala yang sesungguhnya; ia mengenal domba-dombanya dan domba-domba itu mendengarkan suaranya (halnya masih demikian dengan gembala modern di Asia Barat). Ajaran mengenai Diri Mesias, yang diumpamakan pintu (gembala sering tidur tepat di mulut pintu atau di mulut tembok) terkait dengan Gembala yang baik, tapi bertentangan dengan gembala upahan yang tidak becus. Injil Yohanes menggarisbawahi hubungan Mesias dengan para pengikut-Nya dan Allah; ihwal menyatukan "domba-domba lain" menjadi satu kawanan dengan domba-domba lainnya; dan menolak orang-orang yang bukan domba yang sungguh dari Mesias itu.

Seturut teladan Kristus, para gembala wajib menjaga Gereja, mencari domba-domba yang tersesat serta melindungi kawanan terhadap serigala-serigala.


* 1 Petrus 5:2-3
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.







Disalin dari :
Yohannes/ Biblika